TEMPO Interaktif, Jakarta - Sidang Isbat untuk menentukan tanggal Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriyah digelar Senin petang ini, 29 Agustus 2011. Sidang tersebut diperkirakan bakal berlangsung dengan alot. Pasalnya, sejumlah organisasi Islam memiliki alasan yang berbeda dalam menentukan hari lebaran.
"Hasil perhitungan ijtima mereka ketinggian hilal berbeda, ada yang satu derajat dan di atas satu. Tapi mayoritas masih satu derajat, itu bisa ditebak, sidang pasti alot," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Bahrul Hayat saat ditemui Tempo di kantor Kementerian Agama, Jakarta, Senin 29 Agustus 2011.
Berdasarkan hasil perhitungan ijtima dan tinggi hilal awal bulan Syawal 1432 Hijriyah yang berhasil dikumpulkan kementerian dari berbagai sumber, termasuk organisasi Islam, menyimpulkan dari 22 sistem ijtima yang masuk, 15 sistem menyebut ketinggian hilal masih 1 derajat. Sisanya di atas 1 derajat.
"Dengan ketinggian satu derajat, tidak mungkin hilal bisa dilihat. Jadi, kemungkinan lebaran memang Rabu lusa. Tapi kita lihat saja di sidang nanti, pasti alot," ujar Bahrul.
Sebelumnya Muhammadiyah sudah menetapkan lebaran jatuh pada hari Selasa besok, 30 Agustus 2011. Pimpinan organisasi bentukan Ahmad Dahlan itu, Din Syamsuddin, menyatakan sesuai perhitungan pihaknya, pada Senin 29 Agustus 2011 pukul 10.04 pagi sudah terjadi ijtima. Artinya, “Ramadan berakhir besok,” ujar Din.
Adapun Persatuan Islam (Persis) menetapkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Rabu 31 Agustus 2011. Maman Abdurrahman, pimpinan Persis menyatakan, hilal setinggi 1 derajat itu tak mungkin bisa dilihat atau 'ghoiruimkanirrukyat'. Adapaun Nahdhatul Ulama (NU) memilih menunggu hasil rukyat yang akan dipaparkan pada sidang isbat.
Sidang isbat nanti akan dimulai pukul 18.45 WIB hingga 20.25 WIB di kantor Kementerian Agama, kawasan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Sidang bakal dihadiri perwakilan seluruh organisasi Islam, dan akan dipimpin langsung oleh Menteri Agama Suryadharma Ali. Persiapan sidang itu sudah dimulai sejak sore ini pukul 14.00 WIB.
Menurut Bahrul, potensi perbedaan penentuan hari lebaran tahun ini sangat besar. Namun demikian pihaknya tak akan menyalahkan siapapun jika ada umat muslim yang merayakan lebaran pada Selasa besok, karena mereka pasti punya alasan. Dalam penanggalan di kalender, pemerintah condong hari lebaran jatuh diantara dua tanggal. "Kalau tidak Selasa (30 agustus), ya Rabu (31 Agustus)," ujarnya.
No comments:
Post a Comment