Friday, January 20, 2012

Lele Organik dengan modal Pakan Daun-Daunan

Lele Organik dengan modal Pakan Daun-Daunan




TINGGINYA pakan lele banyak petani yang enggan mebudidayakan lele, pasalnya modal besar tapi keuntungan sedikit bahkan rugi. Tapi bagi masyarakat Gunung Kidul tak kehabisan akal, modal besar budidaya lele menjadi lebih ringan bahkan bisa mengurangi biaya pakan hingga 50 persen.

Adalah Sugiatno Kepala Dusun Kedungdowo Wetan, Desa Pampang, Kecamatan Paliyan, kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta yang mensiasati tingginya kebutuhan pakan lele dengan memberikan pakan tambahan yang mudah didapat berupa daun-daunan.

Tanpa meninggalakan pakan pabrikan, lele yang diberi daun-daunan ini tumbuh besar dan sehat, hingga panen 60 hari atau 2 bulan. “jadi ini trobosan baru dalam dunia perlelean, dalam memberikan hasil keuntungan yang lumayan. Keengganan masyarakat membudidaya lele karena biaya pakan yang sangat tinggi namun dengan teknologi pemberian pakan plus pemberian EM4 dalam menjaga kesehatannya, masyarakat akan sangat tertarik membudidayakan ikan lele,”kata Kepala Desa itu yang sering memberikan presentasinya kepada kelompok peternak ikan di daerahnya.

Komposisi pemberian pakan adalah 50% pakan pabrik dan 50% dedaunan. Walau awalnya coba-coba tetapi sugianto juga melakukan riset atau pengamatan tentang prilaku lele yang tertarik makanan apa saja jika sedang lapar, karena lele juga menyukai dedaunan, maka dicobanya dengan menanam kangkung liar di atas kolam tersebut. Dan ternyata, lele yang sudah berusia 2 minggu ini memakan kangkung tersebut. Hingga lele suka memakan daun-daunan, barulah sugianto memilih daun-daunan yang memiliki kandungan protein nabati yang tinggi.

Bahan baku tersebut dia peroleh dari sekitar rumahnya seperti daun turi dan lemtoro atau pete cina. Dari hasil risetnya daun turi dan lemtoro mengandung nabati 27,6 persen dan lemtoro mengandung nabati 36,5% pakan tambahan daun-daunan.

Pakan daun-daunan diberikan ketika lele berumur 2 minggu. Sebelumnya daun turi dijemur selama satu hari, setelah itu diremas-remas menjadi kecil-kecil dan kemudian barulah diberikan sedikit demi sedikit pada lele, setelah lele mau memakan daun-daunan barulah diberikan secara rutin. Tak hanya daun turi, daun yang lainpun diberikan. Hampir semua jenis dedaunan yang ada dikampung bisa dijadikan pakan lele. Antara lain, daun papaya, singkong, kangkung, lemtoro dan lain-lain.

Dalam sehari, setiap 6000 ekor lele hanya diberi pelet 4 kg yang diberi EM4 sebanyak 10 cc. pelet diberikan pagi hari (jam 8.00 – 9.00) sebanyak 1 kg, sekedar untuk bergerak. Kemudian pada siang hari lele baru diberikan daun-daunan. Pemberian pakan pelet diulang pada malam hari (jam 10 malam) sebanyak 3 kg untuk memberikan tambahan energi menghadapi suhu lingkungan yang mulai turun.

Lele yang diberi pakan daun-daunan memang cenderung kecil ukurannya dibandingkan lele yang diberi pakan, tapi dagingnya lebih keras dan berat. Bahkan rasanya lebih nikmat dari fisiknya akan kelihatan lebih bersih. Tak heran jika lele ukuran 8-10 untuk tingkat petani harganya lebih mahal ke timbang lele yang diproduksi yang biasa. “ini lele organik dan harga jualnya cukup tinggi”katanya

Tak hanya itu, dengan aplikasi EM4 pada kolam seminggu sekali, kolam tidak berbau.”kadang sisa kotoran yang ada dikolam saya pergunakan untuk pupuk tanaman”katanya

Keberhasilan sugianto dalam budidaya lele ini bermula pada tahun 2007, kala itu dia mencoba budidaya lele saat musim hujan di kolam tanah berukuran 4×15 m2. benih lele yang digunakan berukuran 5 – 7 cm dengan padat 3000 ekor. Namun pada tebaran pertama ini kematian benih hingga 30%. Namun karena kegigihannya, Sugianto masih bisa memanan lele ukuran 8-9 ekor /kg hingga mencapai 2,5 kuinta pada usia 9 minggu. Keberhasilan ini selanjutnya menjadi pemicu Sugianto untuk serius menekuni usaha budidaya lele.

Selang beberapa tahun kemudian pekarangan rumah segiatno telah berubah menjadi kolam lele yang jumlahnya sekarang ini mencapai 6- kolam. “permintaan lele terus bertambah, untuk pasar lokal saja permintaan terus bertambah katanya.

Kini bersama kelompok pembudidaya Ikan Mina Agung, Sugianto ingin menggerakkan masyarakat disekitarnya untuk mebudidaya lele.(A)

No comments:

Post a Comment